members of association of the indonesian tours and travel agencies
NIA : 045/VI/DPP/2006

Eksistensi Komunitas Sebagai Motor Penggerak Pariwisata di Kabupaten Kerinci dan Merangin - Prologue

Danau Lingkat, Lempur, Kerinci

Pada level grassroot, diperlukan langkah yang intensif bergerak agar terjadi percepatan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin.

Beruntungnya hingga kini, setiap kawasan wisata telah memiliki penggiat pariwisata yang semakin memantapkan eksistensi kawasan ini untuk menjalankan pariwisata yang bertanggung jawab, yang bertindak sebagai perencana, pelaku, pengontrol, dan sekaligus mengevaluasinya, secara mandiri. Terbukti dengan tetap bergeraknya para penggiat pariwisata ini, seperti di Kabupaten Kerinci ada beberapa komunitas penggerak pariwisata, antara lain :
a) PENCAGURA, di Kawasan Desa Lempur dan Sekitarnya
b) Kerinci Travelling, di Sungai Penuh.
c) Jelajah Kerinci, di Kayu Aro.
d) Kerinci Birdwatching, di Sungai Penuh.
e) Kerinci Petualang, di Kayu Aro.
f) Adventure Trail Community, di daerah Hiang.
g) Kerinci Trekking, di Kayu Aro.
h) Explore Kerinci, di Lempur.
i) Komunitas Rapani, di Kayu Aro.
j) Komunitas Indrapura, di Kayu Aro.
k) Komunitas Subandi di Kayu Aro.
l) Dan komunitas lain yang belum disebutkan disini, yang telah berkontribusi besar sebagai Kelompok Penggerak Pariwisata Mandiri di Kabupaten Kerinci.

Begitu juga dengan Kabupaten Merangin, komunitas lokal juga sudah bergerak dibawah dengan melaksanakan program - program kecil yang mendukung pengembangan pariwisata, contohnya :
    a) HAMPA (Himpunan Masyarakat Peduli Alam).
    b) GEMMPA.
    c) Bumi Merangin (http://bumimerangin.blogspot.co.id/p/profil.html).
    d) Dan komunitas lain yang belum disebutkan disini, yang telah berkontribusi besar sebagai Kelompok Penggerak Pariwisata Mandiri di Kabupaten Merangin.

    Berperahu di awan, Danau Gunung Tujuh, Kerinci

    Para penggiat pariwisata di Kabupaten Kerinci dan Merangin ini bekerja tanpa bergantung dengan budget dan bersifat mandiri.

    Diawali dari hobi yang menghasilkan pendapatan, dan akhirnya menjadi tempat bergantung untuk hidup, yang tanpa mereka sadari, berimbas pada pendapatan asli desa dan kabupaten dari sektor pariwisata.

    Apabila lebih didukung oleh pemerintah kabupaten dalam bentuk pembinaaan berkelanjutan, seperti peningkatan capacity building, pelibatan dalam perencanaan kawasan dan lainnya, percepatan pembangunan pariwisata bisa dicapai, dengan lebih memperhatikan aspek kebutuhan primer, sekunder dan tersier suatu destinasi wisata yang dikembangkan.

    Kebijakan - kebijakan program dan regulasi pada bidang pariwisata kabupaten memegang peranan penting bagi para pengeksekusi di lapangan. Para pemangku kepentingan harus lebih melihat realita di lapangan, yang berdasar pada kebutuhan dan keinginan pasar.

    Saat ini, walau dipandang sebelah mata dan tanpa payung hukum yang jelas, bahkan terkesan ilegal, para komunitas tetap bergerak untuk mencoba membangun pariwisata di daerahnya. Tanpa disadari, mereka mulai sadar akan fungsinya sebagai inisiator.


    Rafting Air Batu, Merangin

    Diharap, para pembuat kebijakan yang bertindak selaku fasilitator dan dinamisator, harus mengimbangi dengan kinerja yang terukur, jeli memandang dan memproyeksikan masa depan pariwisata, agar dapat menjalankan percepatan pembangunan pariwisata di kabupaten anda.

    Pada intinya, para komunitas dibawah sudah berbuat dan bergerak terus untuk membangun. Bagaimana anda, para pemangku kepentingan, memfasilitasi dan mendukung mereka?

    Akankah cepat sadar akan peran dan fungsi anda?

    Atau hanya akan mengaku-ngaku sebagai “Pembina” saat para komunitas sudah berhasil dalam berbuat?